A.
PENDAHULUAN
Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor
produksi yang sangat dinamik dan sulit dikendalikan. Dalam praktek, iklim dan
cuaca sangat sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan sesuai dengan kebutuhan,
kalaupun bisa memerlukan biaya dan teknologi yang tinggi. Iklim (cuaca) sering
seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi pertanian. Karena sifatnya yang
dinamis, beragam dan terbuka, pendekatan terhadap iklim agar lebih berdaya guna
dalam bidang pertanian, diperlukan suatu pemahaman yang lebih akurat terhadap
karakteristik iklim melalui analisis dan interpretasi data iklim. Mutu hasil
analisis dan interpretasi data iklim, selain ditentukan oleh metode analisis
yang digunakan, juga sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu data. Oleh karena
itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama yang baik antar instasi pengelola dan
pengguna data iklim demi menunjang pembangunan pertanian secara keseluruhan.
Menyimak pemberitaan beberapa media masa
akhir-akhir ini tentang semakin rawannya ketersediaan pangan di Indonesia
tentunya sangat memprihatinkan. Pengaruh kegagalan panen, bangkrutnya petani
dan harga pangan yang makin meningkat dapat meruntuhkan prospek pertumbuhan
ekonomi. Kondisi dimana harga bahan pangan dan komoditi lain yang tinggi tentu
saja berakibat pada peningkatan inflasi. Semakin rawannya ketahanan pangan di
Indonesia merupakan akibat semakin menurunnya luas lahan pertanian dan
produktivitas lahan yang tidak mungkin ditingkatkan. Artinya beberapa upaya
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian sudah tidak ekonomis lagi.
Dalam kenyataannya, iklim (cuaca) sering
seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi. Hal tersebut disebabkan kekurang
selarasan sistem usahatani dengan iklim akibat kekurang mampuan kita dalam
memahami karakteristik dan menduga iklim, sehingga upaya antisipasi resiko dan
sifat ekstrimnya tidak dapat dilakukan dengan baik. Akibatnya, sering tingkat
hasil dan mutu produksi pertanian yang diperoleh kurang memuaskan dan bahkan
gagal sama sekali. Oleh sebab itu pendekatan yang paling efektif untuk memanfaatkan
sumber daya iklim adalah menyesuaikan sistem usahatani dan paket teknologinya
dengan kondisi iklim setempat. Penyesuaian tersebut harus didasarkan pada
pemahaman terhadap karakteristik dan sifat iklim secara baik melalui analisis
dan interpretasi data iklim.
B.
PEMBAHASAN
Peranan Unsur-unsur
Iklim Bagi Tanaman (Tanaman Padi)
Pertumbuhan dan produksi tanaman padi merupakan
hasil akhir dari proses fotosintesis dan berbagai fisiologi lainnya. Proses
fotosintesis sebagai proses awal kehidupan tanaman pada dasarnya adalah proses
fisiologi dan fisika yang mengkonversi energi surya (matahari) dalam bentuk
gelombang elektromagnetik menjadi energi kimia dalam bentuk karbohidrat. Sebagian
energi kimia tersebut direduksi/ dirombak menjadi energi kinetik dan energi
termal melalui proses respirasi, untuk memenuhi kebutuhan internal tanaman.
Sedangkan bagian lainnya direformasi menjadi beberapa jenis senyawa organik,
termasuk asam amino, protein dan lain-lain melalui beberapa proses metabolisme
tanaman.
Selain radiasi surya, proses fotosintesis bulir
padi sangat ditentukan oleh ketersediaan air, konsentrasi CO2 dan suhu udara.
Sedangkan proses respirasi dan beberapa proses metabolisme tanaman secara
signifikan dipengaruhi oleh suhu udara dan beberapa unsur iklim lain. Proses
transpirasi yang menguapkan air dari jaringan tanaman ke atmosfer
merealisasikan proses dinamisasi dan translokasi energi panas, air, hara dan
berbagai senyawa lainnya di dalam jaringan tanaman. Secara fisika, proses
transpirasi tanaman sangat ditentukan oleh ketersediaan air tanah (kelembaban
udara), radiasi surya, kelembaban nisbi dan angin.
Selain proses metabolisme, proses pembungaan,
pengisian biji dan pematangan biji atau buah tanaman padi juga sangat
dipengaruhi oleh radiasi surya (intensitas dan lama penyinaran), suhu udara dan
kelembaban nisbi serta angin. Oleh sebab itu, produkstivitas dan mutu hasil
tanaman padi yang banyak ditentukan pada fase pengisian dan pematangan biji
atau buah sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur iklim dan cuaca, terutama
radiasi surya dan suhu udara.
Secara aktual, berbagai proses fisiologi,
pertumbuhan dan produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh unsur cuaca, yaitu
keadaan atmosfer dari saat ke saat selama umur tanaman, ketersediaan air
(kelembaban tanah) sangat ditentukan oleh curah hujan dalam periode waktu
tertentu dan disebut sebagai unsur iklim, yang pada hakikatnya adalah akumulasi
dari unsur cuaca (curah hujan dari saat ke saat). Demikian juga, pertumbuhan
dan produksi tanaman merupakan manivestasi akumulatif dari seluruh proses
fisiologi selama fase atau periode pertumbuhan tertentu oleh sebab itu dalam
pengertian yang lebih teknis dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman
dipengaruhi oleh berbagai unsur iklim (sebagai akumulasi keadaan cuaca) selama
pertumbuhan tanaman.
Secara teknis dalam budidaya tanaman padi
sawah, hampir semua unsur iklim berpengaruh terhadap produksi dan pengelolaan
tanaman. Namun masing-masing mempunyai pengaruh dan peran yang berbeda tehradap
berbagai aspek dalam budidaya tanaman. Keadaan iklim aktual (cuaca) pada
periode tertentu sangat menentukan pola tanam padi, jenis Varietas, teknologi
usahatani, pertumbuhan , produksi tanaman, serangan hama/penyakit dan
lain-lainnya. Apalagi sistem usahatani pada lahan kering seperti padi gogo,
berbagai unsur iklim terutama pola dan distribusi curah hujan sangat dominan
terhadap produksi.
Efektivitas dan efisiensi pestisida untuk
pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi sawah juga sangat ditentukan
oleh curah hujan, suhu udara dan kelembaban. Pengendalian hama terpadu (PHT)
dengan menggunakan musuh alami yang dimungkinkan atas dasar pengetahuan tentang
iklim dan cuaca. Faktor cuaca, suhu, curah hujan, kelembaban dan faktor cuaca
lainnya dapat mempengaruhi cara dan keberhasilan pengendalian hama penyakit,
baik yang dilakukan dengan cara kimiawi, hayati maupun kultur teknis.
Resiko pertanian akibat pengaruh iklim antara
lain terjadi melalui dampak kekeringan, kebasahan atau banjir, suhu tinggi,
suhu rendah atau “frost”, angin, kelembaban tinggi dan lain-lain. Resiko
pertanian akibat iklim tersebut, selain menyebabkan rendahnya hasil baik secara
kuantitas maupun kualitas, juga ketidakstabilan produksi pertanian secara
nasional. Faktor penyebab resiko pertanian antara lain, fluktuasi dan
penyimpangan iklim, ketidaktepatan peramalan iklim, perencanaan usahatani dan
pemilihan komoditas/varietas yang kurang sesuai dengan kondisi iklim.
Konsep budidaya tanaman padi tangguh yang
antara lain dicirikan oleh sistem agribisnis adalah Budidaya yang mampu
menghasilkan produksi secara optimal, mantap (stabil) dan berkelanjutan yang
secara ekonomi menguntungkan serta mampu melestarikan sumberdaya dan
lingkungan. Oleh sebab itu, analisis resiko iklim tidak hanya ditujukan untuk
memproteksi tanaman dari deraan iklim, tetapi juga memproteksi atau
mengkonservasi sumberdaya lahan secara efektif dan antisipatif.
C. KESIMPULAN
Dari
uraian diatas, dapat disimpulkan :
1. Iklim
merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamik dan sulit
dikendalikan dan diduga dalam Produktifitas tanaman padi dan semua jenis
tanaman, oleh karena itu pendekatan yang paling baik dalam rangka pembangunan
pertanian adalah menyesuaikan sistem usahatani dengan keadaan iklim setempat
2. Faktor
iklim mempunyai peranan yang sangat penting dalam perencanaan dan sistem
produksi pertanian karena seluruh unsur iklim berpengaruh terhadap berbagai
proses fisiologis, pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
3. Untuk meningkatkan
efektifitas infomasi iklim dan penggunaannya, perlu dikembangkan suatu sistem
jaringan stasiun dan data base yang lebih efektif yang didukung sistem
kelembagaan dan koordinasi yang terpadu.
DAFTAR PUSTAKA
Las,
Irianto & Surmaini. 2000. “Pengantar Agroklimat dan Beberapa
Pendekatannya”. Balitbang Pertanian, Jakarta.
Winarso,
P.A. 2000. “ Kondisi & Masalah Penyusunan Prakiraan Cuaca & Iklim
dan Prospeknya di Indonesia”. BMG, Jakarta.
Winarso,
P.A. 1998. “ Peramalan Cuaca & Iklim serta Pemanfaatannya untuk
Pertanian”. Dept. Pertanian, Jakarta.